Dalam sebuah desa kecil yang indah dan sejuk, terdapat sepasang anak remaja yang kesehariannya hanya bermain bersama. Setiap pagi dan sore hari mereka mengisi waktu dengan bermain. Mereka tidak membedakan yang mana permainan untuk laki-laki dan yang mana permainan untuk perempuan asalkan itu membuat mereka senang dan bahagia. Sayangnya dalam persahabatan yang baik itu mereka dilahirkan dalam kalangan yang berbeda. Lie adalah salah satu anak konglomerat yang ada di desa itu. Sedangkan Lianju hanyalah anak yang miskin yang tak punya apa-apa. Walaupun begitu, Lie tidak ingin membeda-bedakan teman yang satu dengan teman yang lain. Walaupun didalam sebuah perbedaan, itu tidak mengubah persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak mereka berdua dilahirkan. Setiap pagi hari kalau mereka lagi libur sekolah, Lianju selalu mengajak Lie melihat indahnya pemandangan diatas perbukitan yang tidak jauh dari desa tempat mereka berdua dilahirkan. Rasa kesenangan selalu menyelimuti mereka. Sosok mereka selalu mengundang rasa kagum dan bangga dari orang-orang yang melihat mereka tiap pagi dan malah sebaliknya bagi orangtua Lie yang kurang senang Putri nya bermain dengan Lianju.
* * *
Lianju dan Lie tumbuh bersama di desa nan sejuk tempat rumah mereka berdiri. Hari-hari mereka lewati dengan kebersamaan. Mereka bersahabat dengan akrab bukan hanya di desa saja tetapi persahabatan itu mereka jalin juga dengan baik disekolah. Sehingga siswa/i yang melihat mereka selalu heran karena ke akrapan itu. Tetapi dengan itu mereka tidak lupa juga dengan teman-temannya yang lain.
* * *
Hingga saatnya tiba mereka akan melewati masa SMP. Lianju dan Lie berada dalam satu sekolah. Hingga akhirnya Lianju dan Lie Lulus dengan nilai yang memuaskan. Namun dengan kelulusan itu Lianju ternyata kurang senang dan bahagia. Itu disebabkan karena Lianju mendengar berita dari teman-temannya yang lain bahwa Lie akan melanjutkan sekolah di Kota itu akan membuat persahabatan mereka berdua akan punah seiring waktu berjalan.
“hei..ju..!!!” Sahut Lie pada sahabatnya yang lagi termenung sendirian.
“kok diam-diam saja, ada masalah ya.. cerita dong. Nanti aku usahain gak Bantu deh...!!!” lanjutkan Lie dengan canda dan senyumnya yang manis.
“oh.. gak. Gak ada masalah kok!” jawab Lianju dengan hati yang ternaung sesuatu.
“tapi, kalau Lie memang ingin melanjutkan sekolah di kota kenapa dia gak cerita ya samaku?!” bisiknya dalam hati.
“yah… diam lagi ni anak. Kebiasaan deh” sambut Lie.
“udah gak pa-pa, mari kita berkumpul dengan teman yang lain” ucap Lianju bersamaan dengan menarik tangan Lie menuju teman yang lain yang sedang berkumpul.
* * *
Suatu hari, Lie akan berangkat ke kota untuk melanjutkan sekolah disana. Tidak lupa dengan temannya Lie pamit kepada sahabatnya yang selalu mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan. Lie berlari kerumah Lianju yang tidak jauh dari rumahnya. Lie menemui Lianju yang sedang menyiram bunga dipekarangannya.
“kenapa lari-lari?, sebentar lagi ya mainnya. Aku lagi nyiram bunga nih. Kalau mau main-main, gak usah memakai baju yang kayak gitu dong biasaja napa kan sudah biasa, ganti saja deh nanti kotor!!!” kata Lianju kepada Lie yang memandangnya dengan rasa sedih.
“gak, aku mau pamit sama kamu. Aku mau berangkat ke kota untuk melanjutkan sekolah disana, mungkin kita tidak akan ketemu lagi. Maaf ya… aku baru beritahu sekarang sama kamu tentang ini, soalnya aku gak mau buat kamu bersedih” ucap Lie dengan hati yang sedih serta di iringi dengan air mata yang mengalir dipipinya. Sejenak mereka termenung dan Lianju merasa kaget dengan hal itu. Dengan hati yang berat dan sedih Lianju Berkata ;
“tidak, tidak pa-pa. sebenarnya aku juga sudah tahu tentang ini dari teman-teman yang lain, tapi aku kurang percaya apa kata mereka. Aku hanya menunggu perkataan dari mu sendiri. Ya..sudah kalau mau berangkat, berangkatlah, aku akan selalu mendoakanmu agar kamu sukses kelak nanti” jawab Lianju dengan hati yang sedih yang akan selalu merindukan sahabat baiknya itu.
“sekali lagi aku minta maaf ya!!!, mungkin ini terakhir kita ketemu” ucap Lie dengan meneteskan air mata perpisahan. Hati Lianju merasa amat bersedih untuk menghapus air mata Lie yang mengalir di pipi Lie.
“aku disana cukup lama, dan kita tidak akan ketemu lagi dalam waktu yang lama” lanjut Lie. “aku akan selalu merindukanmu, aku tidak tahu mau bilang apa mungkin ini sudah kehendak Tuhan. Jika Tuhan berkehendak Dia akan mempertemukan kita suatu hari nanti. Aku punya sesuatu untuk mu, ini akan menghapus rasa rindumu terhadapku” ucap Lianju dengan menyerahkan sebuah kalung yang selalu menemaninya bermain dengan Lie. Lianju langsung memakaikan kalung itu pada leher Lie.
“Terima kasih ya…tapi aku juga punya sesuatu untukmu agar kau tidak melupakanku” Lie memberikan sebuah Koin yang selalu menemaninya kepada Lianju. Sesudah pertemuan terakhir itu, mereka berdua saling berpelukan untuk mengakhiri pertemuannya. Lie tersenyum dengan manisnya memandang Lianju dengan meninggalkan Lianju perlahan-lahan.
“aku akan merindukanmu!!!” teriak Lianju pada Lie yang semakin lama semakin meninggalkan jarak pandangnya.
* * *
Dua tahun telah berlalu. Lianju telah duduk di kelas XI IPA2. Ingatannya kepada Sahabatnya itu semakin hari semakin hilang. Walaupun begitu, Lianju selalu mengakrapkan diri dengan teman-temannya yang lain yang berada satu kelas dengan Lianju. “ju.. kantin yoo!!!” ajak pedro sahabatnya. “kantin…. boleh!!!” kejar Lianju dari belakang pedro. Mereka berjalan menuju kantin dan makan dikantin andalan Siswa/I di sekolah tempat Lianju mengadu ilmu.
“Aku minta tolong nihh… boleh gak?” kata Pedro diikuti dengan mulut yang dilumpuri mie.
“Iya..ada apa!” jawab Lianju.
“Aku lagi jatuh cinta?”
Lianju tersenyum menatap Pedro.
“Sama siapa kamu jatuh cinta?”
“Sri, Kelas X IPS”
“Sri, cantik kan orangnya?”
“Justru karena itu saya jatuh cinta sama nya, kalau gak siihh saya gak mau deh..!!” ucap Pedro dengan hati yang gembira saat mengingat wajah nya yang lembut.
“So, apa yang bisa saya bantu?”
“Kamu kan pintar nulis kata-kata yang indah. Saya ingin kamu menulis surat Cintaku kepada Sri agar dia suka sama saya. Bagaimana bisa kan?”.
Pada waktu itu Lianju sangat Pintar dalam menulis bahasa yang indah-indah yang dapat membuat para gadis terpesona.Hal ini sangat dimanfaatkannya dalam meraut keuntungan dari temannya yang ingin di buat surat cinta.
“Apa untungnya bagi saya?”
“Oke deh.. nanti kalau saya sudah jadian sama Sri, Saya akan Tracktir kamu makan selama satu minggu, bagaimana mau?” tawar Pedro pada Lianju.
“Baik… Kalau begitu saya akan terima tawar kamu!!”
“Dealll…!!!” ucap pedro sambil memberikan telapak tangannya.
Lanjutan Cerpen, Klik Icon Panah Di bawah Ini :
Lanjutan Cerpen, Klik Icon Panah Di bawah Ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar