Secara tradisional, beberapa negara memiliki satu dari tiga sistem umum untuk mengenali warga negaranya: Jus soli (berdasarkan tempat), artinya menjadi warga suatu negara tempat kita dilahirkan. Sementara Jus sanguinis (berdasarkan darah keturunan), artinya menjadi warga suatu negara atas darah yang diturunkan oleh kedua orangtua kita. Dan jika kita menginginkan hanya memiliki warga negara saja, maka kita dapat melakukan naturalisasi. Beberapa konsep kewarganegaraan membuat bingung para warga yang melakukan pernikahan antar suku bangsa, namun ada keuntungannya yakni kita dapat memilih negara mana yang menguntungkan secara finansial dan dapat menjamin kehidupan kita seperti yang dialami oleh para bintang sepakbola berikut:
1. Owen Hargreaves
Owen Hargreaves, gelandang bertahan yang sekarang merumput bersama Klub Mancester City ini terlahir di Kanada dari ibu yang berasal dari Wales dan ayah dari Inggris. Akibat percampuran darah dan wilayah Owen memiliki tiga kewarganegaraan, Kanada, Wales, dan Inggris. Bahkan ketika merumput di Jerman bersama Klub Bayern Munich, ia ditawari menjadi warga negara Jerman atas prestasi yang diraihnya. Selama berkarier di dunia sepakbola ia pernah memperkuat Timnas Wales U-21 di tahun 2000, kemudian bermain di Timnas senior Inggris dari 2001-2008.
2. Ryan Giggs
Bagi pendukung tim ‘Setan Merah’ Manchester Utd nama Ryan Giggs sudah tidak asing lagi, ia bahkan disebut-sebut sebagai pemain legendaris selanjutnya. Predikat tersebut diberikan atas kesetiaan dan kegemilangan yang ia berikan kepada tim kebanggaan Kota Manchester, Inggris. Walaupun ia memulai hobinya bermain bola sejak kecil hingga dewasa merumput di negara Inggris, namun tidak menyurutkan kecintaannya terhadap tanah kelahirannya Wales meski secara garis turunan kakek, ia memiliki darah Sierra Leone (Afrika Barat). Sehingga Giggs lebih memilih Wales sebagai negara yang dibelanya daripada Sierra Leone.
3. Zinedine Zidane
Bayangkan jika Zidane lebih memilih untuk bermain dan membela Timnas Aljazair (Algeria), mungkin kita tidak akan pernah menyaksikan aksi akrobatiknya di Piala Dunia 2006 di Jerman, dan tidak harus menanduk Marco Materazzi, dan merelakan Italia keluar sebagai juara dunia. Orangtua Zidane berasal dari Aljazair, Ayahnya bernama Smail dan ibunya Malika yang beremigrasi ke Prancis sebelum meletus peperangan di Aljazair pada 1953. Mereka sempat tinggal di Desa Barbès dan Saint-Dennis untuk kemudian pada 1960-an pindah ke Marseille dan melahirkan putra bungsu mereka Zidane pada 23 Juni 1972. Meskipun berdarah Aljazair, ia memilih Prancis sebagai tim yang dibelanya di lapangan hijau. Ia mengakhiri karier sepakbolanya di klub raksasa Laliga Spanyol, Real Madrid.
4. Zlatan Ibrahimovic
Ibrahimović dilahirkan dari orangtua yang memiliki suku bangsa berbeda, ayahnya dari Bosnia dan ibu dari Kroasia. Kedua orangtuanya adalah imigran yang pindah dan tinggal di Swedia pada 1977, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Dari pernikahan mereka hadir enam orang putra dan putri. Ibrahimović bersama adik-adiknya dibesarkan di Rosengård, sebuah wilayah yang banyak ditinggali oleh para imigran.
Ibrahimović mengawali karier sepakbolanya pada tahun 1999 saat itu usianya 15 tahun di Klub Malmö FF, Swedia. Ia hampir saja meninggalkan dunia sepakbola setelah bekerja di pelabuhan Malmö. Meskipun demikian ia berhasil menempuh pendidikan dasar dan menengah hingga kelas IX, tetapi ia harus keluar dari sekolah menengah atas padahal nilai rata-ratanya sangat bagus. Ia lebih memilih sepakbola daripada harus duduk di bangku sekolah. Dan terbukti, Zlatan banyak disukai oleh para pelatih tim-tim besar, seperti Ajax, Juventus, Internazionale Milan, Barcelona, dan terakhir di Klub AC Milan. Zlatan Ibrahimović lebih memilih untuk membela Timnas Swedia di lapangan hijau, daripada negara kedua orangtuanya.
5. Eduardo Alves da Silva
Eduardo dilahirkan pada 25 Februari 1983 di Rio de Janeiro, Brazil, walaupun demikian ia memiliki kebangsaan Kroasia. Ia memulai langkah pertamanya di sebuah klub sepakbola CBF Nova Kennedy dan Bangu Atletico Clube, dan walaupun ia tidak bermain secara reguler namun bakatnya itu terlihat oleh seorang pencari bakat dari Klub Dinamo Zagreb. Pada tahun 1999 ia terbang dari Brazil ke Kroasia untuk bermain sebagai pemain pinjaman di Klub Dinamo Zagreb hingga Februari 2000 dan kembali ke klub asalnya. Ia pun mulai bermain secara reguler di tim U-17, kemudian memperoleh kesempatan tampil di tim senior pada musim 2001. Ia kemudian pindah ke Dinamo Zagreb untuk menjalani musim 2001-2002, sempat dipinjamkan ke klub divisi dua Kroasia, Inter Zaprešić pada musim 2002-2003.
Ia sempat merumput di klub raksasa Inggris, Arsenal dari tahun 2007 hingga 2010 sebelum akhirnya merumput di Klub Shaktar Donetsk di Liga Ukraina.(**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar