ExitJangan Lupa Klik Like/Suka!

Rabu, 03 Agustus 2011

Resensi Novel HARIMAU-HARIMAU

Blogadexme | Resensi Novel HARIMAU-HARIMAU, tugas bahasa indonesia memang paling banyak di kerjakan, setelah beberapa waktu kemarin saya sudah membagi artikel mengenai Resensi Novel Salah Asuhan. Berikut adalah beberapa tugas yang akan saya sampaikan yaitu membuat Resensi Novel HARIMAU-HARIMAU, semoga artikel ini dapat membantu teman-teman sekalian.





RESENSI NOVEL HARIMAU-HARIMAU
A. Nilai Ekstrinsik
1. Judul.
Harimau! Harimau!
2. Penulis.
Mochtar Lubis
3. Penerbit.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
4. Jumlah Halaman.
Terdiri dari 214 Halaman dan tebal buku 17 inch.
5. Pernah mendapat hadiah.
Yayasan Buku Utama sebagai buku penulis sastra terbaik di tahun 1975.

Biografi Mochtar Lubis.
Mochtar Lubis (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 - meninggal di Jakarta, 2 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980).
Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.
Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan novelnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992). .(Selengkapnya Download File nya DI SINI).
A. Nilai Intrinsik


Tema.
Dalam novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis ini dapat disimpulkan bahwa tema yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah kepemimpinan, yaitu mengenai kebobrokan dalam sifat seorang pemimpin. Dalam novel ini terdapat seorang tokoh antagonis bernama Wak Katok yuang selalu dimitoskan oleh pengikutnya, enam orang pencari damar, ketika mencari damar di hutan sebagai seorang yang dihormati, disegani, dan sakti. Pemitosan ini dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini.

" Wak Katok dihormati, disegani, dan malahan agak ditakuti, karena termashur ahli pencak silat dan mahir sebagai dukun.... Diceritakan orang, sewaktu dia masih muda di pernah berpencak melawan seekor beruang dan mengalahkannya. Tentang ilmu sihirnya... orang hanya berani berbisik-bisik saja tentang ini. Kata orang dia dapat bertemu dengan hantu dan jin. (halaman 5).

Menurut cerita orang, jika bersilat, Wak Katok dapat membunuh lawannya, tanpa tangan, kaki, atau pisau mengenai lawannya. Cukup dengan gerakan tangan atau kaki saja yang ditujukan ke arah kepala, perut atau ulu hati (halaman 9).
Oleh karena selalu dimitoskan orang, sosok Wak Katok sudah tidak dapat diganggu gugat lagi sebagai pemimpin yang berwibawa. Ia memiliki segala kriteria untuk menjadi pemimpin, yaitu kekuatan, wibawa, dan satu lagi mitos. Mitos bahwa ia memang seorang pemimpin yang mumpuni seperti terlihat dalam kutipan di atas yang banyak menggunakan kata kata orang dan diceritakan. Msyarakat tak pernah dengan benar-benar melihat secara nyata apa yang diceritakan kepadanya mengenai sosok Wak Katok tersebut, tetapi mereka mempercayai cerita itu.

Namun, ketika masalah mulai muncul, yaitu saat seekor harimau tua "memburu" mereka ketika dalam perjalanan pulang dari mengumpulkan damar di hutan, mulai nampak oleh para pendamar, pengikut wak Katok akan kejanggalan-kejanggalan pemitosan terhadap Wak Katok. Seperti pada kutipan di bawah ini.

Sanip berjalan dengan diam.... hatinya gundah gulana.... Apa yang dapat mereka lakukan berempat dengan sebuah senapan tua Wak Katok? Meskipun hatinya agak terobati, karena diberi jimat baru oleh Wak Katok, akan tetapi keraguannya belum hilang. Tidakkah Pak Balam memakai jimat, juga Talib dan Sutan? Dan bukankah mereka juga diserang sampai mati? Tetapi dia mendiamkan bisikan hatinya yang tak percaya, karena ini lebih membesarkan kerusuhan hatinya (halaman 171). .(Selengkapnya Download File nya DI SINI).

Nb : Resensi Novel Harimau harimau ini belum lengkap saya posting, namun ini adalah gambaran sedikit dari apa yang saya kerjakan. Jika kamu ingin memiliki Resensi nya lebih lengkap, Download File nya DI SINI. Thanks!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar