Memburu Osama terbukti membutuhkan sumber daya ekonomi dan militer yang luar biasa. Sejak 2001, AS yang dibantu Pakistan, melakukan serangan ke Afghanistan untuk menangkap atau membunuh Osama karena aksi terornya.
Pascapemboman WTC 9/11/2001 di New York, Osama jadi buronan utama AS/Barat. Karena Osama bergerak di Afghanistan, maka pesawat-pesawat tempur AS melakukan serangkaian serangan pemboman di wilayah kota Kandahar di Afghanistan Selatan, markas besar Taliban yang berkuasa.
Dengan terbunuhnya Osama, AS seharusnya secepatnya menarik mundur pasukannya dari Afghanistan karena jaringan Al Qaeda untuk sementara sudah lumpuh tanpa Osama. Para pengganti Osama butuh waktu untuk melakukan konsolidasi kepemimpinan baru, juga butuh logistik dan reorientasi geostrategi jika mereka hendak terus melawan AS/Barat.
“AS harus menarik militernya dari Afghanistan dan Irak jika tak mau Osama-Osama baru bermunculan dan menyerang lewat aksi teror,” kata seorang diplomat Arab. Tidak mudah bagi AS untuk mendapat dukungan Dunia Islam dalam menyerang Afghanistan.
Sekadar untuk diingat, Mufti Mesir, Dr. Naser Fareed Wasel meminta kepada Pakistan dan negara-negara Islam untuk tidak membuka perbatasan atau mempermudah kepentingan AS dalam menyerang Afghanistan. "Karena hal itu bertentangan dengan syari'at Islam dan secara agama itupun tidak diperbolehkan."
Waktu itu, Wasel dan ulama Arab lainnya menyatakan, koalisi dengan AS atau dengan negara- negara lain untuk menyerang umat Islam tidak dibenarkan dan persoalan yang tidak bisa dianggap sepele. Bantuan negara untuk mempermudah kepentingan negara kafir dalam menyerang sebuah negara Islam adalah persoalan berbahaya.
AS butuh waktu lama memburu Osama karena Pakistan diduga bersikap mendua: di satu sisi membantu AS mencari Osama, di sisi lain Pakistan menjadikan Osama ‘proyek bisnis dan proyek keamanan’ yang menggiurkan sehingga tak mau Osama cepat ditangkap atau dibunuh. Makin lama memburu Osama, makin banyak dana masuk bagi Pakistan. Ini proyek keamanan internasional yang sangat fantastis.
Pasukan militer Pakistan diduga berada di balik keberhasilan Osama bin Laden menghindar dari kejaran tentara Amerika Serikat selama hampir 10 tahun. Kecurigaan itu tertuang dalam dokumen rahasia pemerintah AS. Diplomat-diplomat AS pun diberitahu bahwa salah satu alasan utama kegagalan militer mereka menemukan Osama adalah karena pasukan keamanan Pakistan selalu melarikan gembong Al-Qaeda itu ketika militer AS telah mendekati lokasi keberadaannya.
Para analis internasional mencurigai, Direktorat Intelijen Pakistan dituduh menyelundupkan dan meloloskan teroris-teroris Al-Qaeda melewati sistem keamanan bandara, agar mereka tidak tertangkap. Intelijen Pakistan bahkan dituding mengirim sebuah unit ke Afganistan untuk membantu Taliban bertarung melawan para pengejarnya. Tuduhan-tuduhan pemerintah AS kepada militer dan intelijen Pakistan itu dibocorkan oleh WikiLeaks.
Semua tudingan itu hanya menambah daftar pertanyaan tentang kemampuan Pakistan memerangi Al-Qaeda. Tahun lalu, Perdana Menteri Inggris David Cameron sempat menimbulkan kehebohan diplomatik ketika ia berkata bahwa Pakistan tidak dapat ‘berdiri di dua kaki’ dalam menghadapi terorisme. Pemerintah Pakistan mengeluarkan bantahan keras terhadap tuduhan tak langsung Cameron.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar